Sunday 22 November 2009

Put First Thing First

Gimana hayoo... cara masukin batu, kerikil, pasir dan air ke dalam sebuah gelas? Weh, ngapain juga masukin benda-benda kayak githu ke gelas? xixixix... Bukan iseng loh... :D Gw cuma mau memperlihatkan bahwa berbeda urutan kita masukin benda-benda itu ke dalam gelas, berbeda nantinya komposisi akhir benda yang dimuat di gelas itu... :-) Kalo urutan masukinnya: air, pasir, kerikil, baru terakhir batu, dijamin hasilnya berantakan, banyak berceceran ato malah si batu terlanjur ndak kebagian tempat di gelas itu. Tapi, klo urutan kita masukinnya: batu, kerikil, pasir, baru kemudian air, kemungkinan besar hasil kerja akan lebih rapih, dan, ini yang lebih penting: semua benda itu kebagian tempat!

Trus emang kenapa githu? Ya... gw cuma mau nggambarin bahwa skala prioritas kita dalam menentukan kegiatan apa yang kita lakukan sehari-hari akan sangat ngaruh dalam total kegiatan apa saja yang bakalan bisa kita lakukan setiap harinya... :-)

Pernah ato sering merasa ada banyak kegiatan yang semestinya wajib kita lakukan tapi sering ndak sempat dilakukan? Klo jawabnya iya, ada baiknya coba ditinjau lagi deh... barangkali kita salah dalam menentukan urutan prioritas kegiatan kita :-) Barangkali kita kebanyaken masukin pasir (kegiatan yang kurang penting) duluan, jadi batu (kegiatan yang penting) malah akhirnya ndak kebagian tempat :-)

Lah, trus atas dasar apa kita menentukan prioritas kepentingan masing-masing kegiatan? Nah, klo yang ini, kembali lagi kepada purpose of life masing -masing :-) Jadi, silahkan tentukan dulu purpose of life, kemudian dari situ kita bisa tetapkan skala prioritas kegiatan, trus usahakan lakukan kegiatan sesuai skala prioritas tersebut :-) Weh, ruwet amat... xixixix.... Sebenernya ndak juga kok... itu kan teorinya :-) prakteknya ndak harus serumit itu... :D Kita bisa krasa kok, kalo kegiatan "ini" lebih penting dari kegiatan "itu", misalnya... :-)

Mau contoh? Gini: karena purpose of life gw itu gimana bisa hidup seimbang dan dikelilingi banyak kasih sayang [cieee... xixixix...] maka gw merasa bahwa kegiatan berkunjung ke rumah sodara di akhir pekan itu lebih penting dari baca novel di kamar. Toh untuk baca novel [diumpamakan air di contoh gelas tadi] selalu ada tempat di sela-sela kegiatan yang lebih penting. Klo emang namanya udah hobi, ya..., asal masih punya tenaga pastilah kita punya waktu untuk melakukannya [kadang-kadang pake dibela-belain begadangan segala... xixixix... Lah, buktinya, gw lewat tengah malem gini masih sempet-sempetnya posting... halah... :"> xixixix...] Ya githulah, kira-kira gambarannya... :-)

So, mari kita tetapkan skala prioritas :-) Klo emang punya purpose of life: hidup yang penuh kasih sayang, ya utamakan dooong menjaga relationship dengan orang-orang yang kita sayangi. Oya, silahkan share juga ide ini dengan orang-orang yang kita sayangi. Lah... gw juga barusan sharing kan? :">

Percaya deh, waktu untuk kegiatan yang lain macam ngutak-atik indikator ato maen bejeweled itu selalu ada... ;) xixixix... *kabuuurrrr... [sebelum kena hukuman lari keliling lapangan... =)) ]

Monday 16 November 2009

Begin With The End In Mind

'Tul... Emang, gw ambil judul post kali ini dari habit pertama dalam The 7 Habits-nya Stephen R. Covey. Gw pengen sedikit ngebahas tentang bagaimana sih membuat segala target yang ingin kita capai itu menjadi lebih "menyenangkan" :-)

Umumnya kita, klo udah bicara tentang "target", yang kebayang adalah sesuatu yang "harus" kita capai, sesuatu yang butuh usaha keras, singkatnya: bikin stress deh... :D Lah, klo belum apa-apa udah stress duluan, gimana kita bisa memunculkan energi positif untuk mewujudkan apa yang ingin kita capai itu?

Nah, itu dia masalahnya... kebanyakan orang modern sekarang emang udah terjangkit penyakit "harus-itis" :D Lah, apaan lagi tuh? xixixix... itu sih cuma istilah yang dipake untuk menggambarkan bagaimana orang modern sekarang banyak dibebani dengan berbagai macam "keharusan" pencapaian [yang biasanya dibikin sendiri]. Bentuknya bisa macem-macem, misalnya: dalam 5 tahun ke depan gw harus naik jabatan, ato dalam jangka waktu 5 bulan ini usaha gw harus balik modal, ato yang [menurut gw] konyol misalnya: dalam tahun ini gw harus nikah... :)) Halah... =)) Mosok sampe urusan yang kayak githu aja mesti pake target :p

Lah, terus gimana doong... apa klo githu kita ndak perlu punya target? Weh, gw ndak bilang githu... Pada intinya, gw malah menekankan perlunya menetapkan visi dan tujuan yang ingin kita capai di masa depan. Gw sepakat bahwa segala sesuatunya itu perlu direncanakan. Tapi.... ada tapinya nih... :-) Kita perlu bikin gimana caranya supaya "target" yang ingin kita capai itu tidak kita rasakan sebagai suatu "keharusan" yang ujung-ujungnya dirasakan sebagai suatu beban...

Pengen tau caranya? Gini, usahakan "target" itu menyenangkan untuk dibayangkan dan kita bisa betul-betul merasakan "rasa"nya. Mau contoh? Misalnya: daripada kita pasang target "500 pips sehari", misalnya, mendingan kita bikin visi seperti: "gw dapat 500 pips sehari, jadi akhir tahun ini gw bisa liburan ke Bali" Terus... kita bisa bayangkan apa saja yang akan kita lakukan saat liburan akhir tahun di Bali itu... Oh... gw mau berjemur seharian di pantai, oh... gw mau surfing, oh... gw mau diving..., oh... gw mah mau nungging =)) Terserah deh... suka-suka :)) Pokoknya, bayangkan hal-hal yang mengasyikkan buat kita... Asyik kan? Nah, itu yang dinamakan mind mapping :-) Dijamin dengan membayangkan dan merencanakan hal-hal yang menyenangkan semacam itu, yang keluar adalah energi positif, bukannya stress karena membayangkan keharusan dapet 500 pips sehari ;)

Gambaran yang gw kasih di atas itu sekedar contoh :-) Masing-masing orang punya passion yang berbeda, jadi mungkin hal-hal menyenangkan yang bisa membangkitkan energi positif juga berbeda untuk masing-masing individu. Silahkan cari sendiri, apa sih yang bisa bikin kita timbul semangat untuk ingin mencapainya? Yang jelas, disitulah bedanya kita "begin with the end in mind" dengan sekedar pasang "target". Membayangkan hal-hal menyenangkan yang ingin kita capai akan menimbulkan energi positif, sedangkan target cenderung menimbulkan energi negatif :-)

Eh, btw, pernah ada yang nanya ke gw: target loe berapa pips sehari? gw jawab: oh... dulu gw pasang target 1K pips sehari :-) Weh, untung aja dia ndak nanya berapa target gw sekarang :D Klo pertanyaannya githu, huaduuh... terus terang gw ndak bisa jawab angka pastinya :p Ada yang bisa bantu ngitungnya ndak? Soalnya sekarang gw lagi pengen liburan sebulan penuh di pantai pasir putih di kepulauan di utara sono... ;) xixixix... Just kidding... =))

Tuesday 10 November 2009

The Art of Feelin' Good

Kali ini gw hanya pengen ngungkapin, semakin gw belajar trading, semakin gw menyadari pentingnya psikologi trading... Dulu gw suka bertanya-tanya, emang ngaruh banged githu, masalah psikologi dengan trading? Sempet rada heran juga, kenapa banyak master yang banyak ngebahas masalah psikologi ini. Mosok segithunya sih ngaruhnya? Apa hanya dengan kondisi psikologis yang positif kemudian langsung bikin transaksi kita jadi profit?

Weh, emang ya ndak ngaruh secara instant githu sih... bukan berarti kalo posisi kita banyak loss tapi karena kemudian kita keep smiling trus yang merah langsung berubah jadi ijo... Itu sih sihir namanya :)) Tapi, gw masih inget banged pernah diwejangi ama suhu, bahwa kondisi psikologis yang positif pada saat trading akan membantu kita dalam mensikapi dan mengambil tindakan untuk mengantisipasi keadaan yang kita hadapi :-)

Lebih gw banyak baca tentang buku-buku psikologi umum, lebih bikin gw yakin bahwa kondisi psikologis seseorang banyak banged pengaruhnya dalam proses pengambilan keputusan. Kalo kondisi psikologis positif, maka pengambilan keputusan akan lebih berdampak positif. Nah, bukannya apa yang kita lakukan saat trading itu selalu berkaitan dengan pengambilan keputusan? Bukannya "pertanyaan yang populer" bagi trader [terutama di room :-)] ndak jauh-jauh dari: buy ato sell? berapa TP? berapa SL? close sekarang ato nggak ya? Nah, itu semua kan menggambarkan keputusan-keputusan yang harus diambil pada saat trading :-) Jelas bahwa kegiatan trading itu serangkaian kegiatan pengambilan keputusan.

Saran gw, sebaiknya hindari trading pada saat kondisi psikologis negatif, karena kecenderungan sesuatu yang negatif akan "menarik" hal-hal yang negatif pula. Ini sih menurut hukum law of attraction :-) Yang jelas, klo yang gw rasakan nih, open position saat mood kita negatif cenderung menghasilkan pips yang negatif juga :D

Lah, gimana klo mood kita negatif terus? brarti ndak trading-trading dong...? Halah, ya jangan biarkan mood kita negatif terus lah... Lagian, bad mood juga dirasakan aja ndak enak kan? Coba deh switch mood kita, dari negatif ke positif. Caranya? Coba lakukan atau setidaknya pikirkan hal-hal yang menyenangkan. Apa itu? Wah, tergantung masing-masing orang sih... Hal yang menyenangkan untuk satu orang belum pasti menyenangkan bagi yang lain. Tapi gw mungkin bisa ngasih sedikit ide :-) Coba pikirkan tentang sesuatu yang berkaitan dengan hobi, binatang kesayangan ato orang yang kita sayangi [eh tapi, asal kita ndak lagi patah hati loh ya... klo lagi patah hati sih malah bisa bikin makin runyam =)) ], ato bisa dicoba dengan mendengarkan musik yang sesuai dengan selera. Sebaiknya dicoba-coba aja deh, nanti kita akan tau, apa yang bisa bikin mood berubah menjadi positif secara cepat :-)

Eh, syukur-syukur sih passion kita emang di trading, jadi dengan liat chart aja mood yang negatif jadi hilang :-) Ngg... terus terang klo gw sendiri sih biasanya ngilangin bad mood ya dengan cara: buka streamster, cari swing dan tarik fibo =)) Weleh, jadi ketauan nih... :"> Dasar maniak chart... =))

Get the ultimate ipad help from iPhone Help Zone.