Friday 2 July 2010

E-book: Pengenalan Forex Trading untuk Pemula

Akhirnya...,
setelah lumayan lama terkatung-katung, saya anggep selesai juga e-book kedua ini... :-D
Lah, kok "diangep" selesai...? xixixix... iyaa... soalnya klo nunggu selesai bener, bisa-bisa ndak selesai-selesai tuh... Maklumlah, namanya juga saya sambil belajar.. :"> jadi kayaknya kok selalu adaaa.. aja yang kurang... Yah, tapi daripada kelamaan, mending saya launch sekarang aja deh... ntar klopun ada perbaikan, saya akan up-date berkala (klo masih ada kemauan dan kemampuan :p)

E-book ini bisa dikatakan akan saling melengkapi dengan e-book pertama saya tentang panduan singkat penggunaan streamster dan saya tujukan kepada temen-temen yang bener-bener baru pengen mengenal apa itu forex trading. Saya sudah berusaha untuk menyederhanakan apa yang saya sampaikan, mudah-mudahan bisa lebih mudah dipahami :-) dan emang isinya juga hanya sekilas tentang apa dan bagaimana forex trading itu serta hanya bertujuan sebagai pengenalan tahap awal saja, supaya calon trader setidaknya tahu, "binatang" apa sih trading forex itu... hehehe... Nah, bagi temen-temen yang kemudian tertarik untuk belajar lebih lanjut, saya sudah cantumkan di e-book ini, site-site yang bisa dikunjungi untuk memperdalam pengetahuan tentang forex trading ini... :-)

Terimakasih saya sampaikan kepada senior dan temen-temen di Marketiva: master wison, crv, anard, razi76, rain_fall, ramuni, obient, alif.romi, uchoke, apping, red_claw dan temen-temen penghuni room indonesia yang kalo saya sebutkan satu per satu bisa-bisa belom kelar juga ampe besok deh keknya... xixixix... Juga kepada temen-temen di berbagai forum: indohyip, pelupa dan birejji... Terimakasih untuk dukungan dan sharingnya... :-)

Akhirnya, saya cuma berharap e-book ini ada guna dan manfaatnya... dan mohon maaf dan harap maklum apabila masih banyak kekurangannya... :">

Silahkan untuk temen-temen yang berkenan baca, untuk langsung download di sini

Sunday 16 May 2010

Marketiva: susah pindah ke lain hati... :D

Pilih-pilih broker tempat kita akan bertrading ria emang gampang-gampang susah. Bukan karena sedikit pilihan, tapi justru karena saking buanyaknya pilihan. Masing-masing broker punya jurus-jurus jitu untuk menarik calon trader. Mulai dari penawaran leverage yang aduhai, gratis modal (klo deposit dengan nominal tertentu), spread nol de el el. Makanya, bagi trader, harus pinter-pinter deh dalam menentukan pilihan, di broker mana akan melakukan investasi.

Nah, ngomong-ngomong masalah pilih-pilih broker, boleh dikatakan saya beruntung banget ndak sempet ngalami kebingungan. Bukan kenapa-kenapa, soalnya saking ndak tau apa-apa saat awal memulai belajar forex, akhirnya ya hanya nurut aja saran dari temen yang sudah duluan tau tentang forex. Lah, gimana mau sempet bingung... wong kalaupun dijelasin keunggulan ataupun penawaran dari masing-masing broker itu juga saya ndak bakalan ngerti kok :D

Untungnya, broker yang pertama saya kenal ya Marketiva. Ama broker yang satu ini, terus terang dari awal kenal, boleh dikatakan udah cinta dari pandangan pertama :D Mulai dari tampilan trading platformnya, bantuan support dengan berbagai macam bahasanya, sampai tersedianya room diskusi antar trader. Owh, iya... satu lagi yang paling penting: "hadiah hadir" $5 nya yang tanpa syarat itu:D

Sampai sekarang, bisa dikatakan Marketiva bagi saya bukan sekedar broker tempat bertransaksi, tapi lebih terasa seperti "keluarga". Bukan bermaksud lebay yaa... ;)) tapi emang begitulah rasa yang kita dapet klo kita bertransaksi di Marketiva. Terutama yang saya rasakan sih adanya dukungan support 24 jam real time yang bikin kita ngerasa aman dan nyaman. Misalnya saat kita deposit atau menarik dana, konfirmasi bisa langsung dilakukan dan direspon saat itu juga.

Belum lagi bagi trader yang punya "hobi sampingan" chatting ;)) Room diskusi di Marketiva sudah terasa seperti rumah kedua :D Berbagai info yang berguna (maupun yang tidak berguna :D) bisa kita dapet di room. Menurut saya, ini keunggulan tersendiri dari Marketiva. Adanya room diskusi ini menurut saya membuktikan bahwa Marketiva ini broker yang sangat bisa dipercaya. Loh, kok bisa?

Logikanya gini deh, klo broker yang curang, misalnya mempersulit penarikan dana atau kecurangan yang lain, mereka pasti akan menutup-nutupi kecurangan ini dari para tradernya. Lah, padahal dengan adanya room diskusi kan informasi dari satu trader ke trader yang lain hampir bisa tersebar seketika. Dari situ bisa kita lihat, bahwa Marketiva tidak mencoba menutup-nutupi informasi dan komunikasi antar trader, yang berarti mereka yakin, tidak ada hal buruk tentang layanannya yang akan tersebar.

Emang sih, ini cuma penilaian menurut logika dan pengalaman saya yang belum seberapa... tapi setidaknya gitulah yang saya rasakan selama ini. Boleh dikatakan Marketiva emang "my first love" dan sampai sekarang bikin susah pindah ke lain hati, eh, broker xixixix... ;)) lebay deh ahh... :D

Sunday 2 May 2010

Sedikit perubahan

'Tiada yang tetap di dunia ini selain perubahan itu sendiri..."

Tidak terasa, sudah setahun lebih saya belajar tentang online forex trading, dan setahun belajar blogging. Apakah ada perubahan? Wah, perubahan tentu saja ada... cuma apakah perubahan itu sudah menuju lebih baik atau tidak, itu yang mungkin masih perlu saya review...

Usaha dan proses belajar menuju yang lebik baik dan lebih dewasa dalam menyikapi setiap masalah tentu masih terus saya lakukan. Untuk itu, saya ucapkan banyak terimakasih untuk dukungan dari rekan-rekan yang telah banyak membantu, terutama dalam menjaga semangat untuk terus belajar dan belajar...

Sedikit perubahan tampilan blog ini cuma untuk penyegaran dan usaha untuk menjaga spirit menghadapi perubahan yang selalu terjadi.

Semoga sukses selalu...

Saturday 17 April 2010

Indikator: "Antara Ada dan Tiada... "

Ngomongin hal yang satu ini emang ndak akan ada habisnya. Coba aja sekali-sekali tengok ke room. Diantara perbincangan yang (sebagian besar) ndak ada hubungannya dengan forex :D, selalu aja terselip bahasan tentang indikator.

Misalnya gini:
trader A : "GU bakalan naik sampe 1.55xx"
trader B : "mosok, bro? emang liat dari indi apa?"
ato gini:
trader C : "sell EU sekarang, boss?"
trader D : "ntar aja dulu, bro... tunggu indi X crossing ama indi Y"

Hmm... klo ngeliat perbincangan di atas, kayaknya bisa diambil kesimpulan bahwa indikator menjadi rujukan dan dasar segala pengambilan keputusan dalam trading. Ndak heran klo untuk trader baru (setidaknya gw sih...) mencoba memahami indikator adalah "perjuangan wajib" yang harus dilakukan :D Sedangkan untuk trader yang udah advance, ngoprek dan bikin custom indi menjadi "mainan" yang mengasyikkan. Yah, syukur-syukur bisa bikin indi yang keampuhannya diakui oleh trader lain. Mantab bener dah... :D
Klo sampe di sini, kayaknya sih sepakat deh... bahwa indikator hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan trading. Bahkan ada yang bilang: "trading tanpa indikator itu kayak mengemudi tanpa stir"

Eit, tapi tunggu dulu... akhir-akhir ini (setidaknya yang gw tau sih... :">) ada kecenderungan untuk "meninggalkan" indikator. Banyak trader yang mulai mengadopsi naked chart. Ada yang bilang, "owh... saya ga pake indi, bro... paling cuma candlestick doang" Ada yang menyatakan "buat saya, indikator hanya masalah merasionalkan pengambilan keputusan, yang utama adalah judgment" ato "indikator yang paling andal adalah mata dan otak"

Nah lo, jadi gimana sebaiknya ya... memperlakukan indikator? emang barangkali "suke-suke lah... :D" Jangan-jangan nasib indikator emang "antara ada dan tiada": dicari, dioprex, disayang untuk kemudian "dilupakan"... Halahh... :D

Monday 15 March 2010

Antara faktor psikologis dan teknikal

Awal denger tentang psikologi trading, terus terang gw rada skeptis. Mosok sih segithu ngaruhnya? Gw kira trading itu lebih banyak dipengaruhi oleh masalah teknikal. Itulah mengapa, dengan semangat '45 gw berusaha keras untuk memahami masalah teknis. Setiap denger ada indikator yang gw ngerasa belum kenal, langsung deh tertantang buat bisa paham. Apalagi klo denger ada trading system "baru". Wah... perasaan kayak waktu dulu denger ada release film baru dari bintang yang gw nge-fans deh... :D Nanya sana-sini dan googling sana-sini jadi kegiatan rutin :D

Weh, tapi makin ke sini kok gw kerasa "cape" ya? bukan brarti semangat belajar menurun loh... Cuma, gw ngerasa, indikator se-mantap apapun, klo psikologi trading kita belum kebentuk, akhirnya loss juga yang kita dapet...

Apalagi yang namanya perkara teknis ini ndak bakalan ada habis perkembangannya. Selalu aja bermunculan trading system "baru". Coba aja liat di forum-forum. Setiap master mempresentasikan trading system masing-masing, yang klo diliat, ya emang mantap-mantap semua deh... :D

Mau belajar trading system dari para master? Loh, ya emang harus itu :-) Cuma, sebaiknya ndak usah "maruk" harus paham semuanya deh... bisa cape sendiri loh... :D

Klo udah ketemu trading system yang enak, ya mending ndak usak terlalu banyak nyari-nyari lagi. Tinggal asah dan sempurnakan ajah...

Ndak usah minder klo ndak tau trading system ato indikator yang lagi "in" :D Juga ndak usah minder dengan indikator yang "sederhana". Klo emang dah cocok dengan indikator MA, misalnya, ya udah... pake aja indikator itu

Gw masih inget wejangan suhu di awal gw cerewet nanya-nanya tentang indikator: "semua indikator pada dasarnya sama, tergantung pemahamannya... :-)" Wew, sayangnya, gw saat itu ndak langsung paham... Tapi ya sudahlah, ndak perlu disesali :D Toh ndak ada ruginya juga belajar... Ngg... cuma "kebetulan" gw aja kale... yang dudulznya kebanged-an. Jadi untuk rada paham satu indikator aja perlu waktu yang ndak singkat. Alhasil, ya githulah... jadi kusyut abis deh... xixixix :D

Sekarang kayaknya waktunya gw mulai menata masalah psikologi-nya. Disamping tentu saja belajar teknikal emang ndak pernah ada kata berhenti. Lah, wong buanyak buanget ternyata, yang gw belom paham... :D Tapi, ya itu, sambil jalan aja deh... Yang penting enjoy saat proses belajarnya... :-)

Hmm... kira-kira kapan ya, nyampe taraf bisa "dance with the market"? Masih jauuuhh kale ya? xixixix :D Yah, asal ndak pensiun dini ajah :D Mohon pencerahannya, master... :"> :D

Saturday 27 February 2010

Kenali resiko sebelum "nyemplung" :D

Nyemplung ke mana neehh...? ya nyemplung ke mana ajalah... :D Lah, klo misalnya ada kolam, tyus kita mo nyemplung ke kolam itu, logikanya kan kita mesti tau dulu, tu kolam kira-kira dalemnya segimana, airnya beracun ndak, ada buaya ato binatang yang bahaya lainnya ndak... dst...dst... ya kan? Jangan maulah... main nekad langsung terjun githu aja... konyol tuh namanya :D

Nah, perumpamaan itu juga coba kita terapkan sebelum berniat nyemplung ke dunia trading forex...

Terus terang, gw suka miris liat temen-temen nubi yang belom apa-apa udah main berani invest dengan nominal yang relatif gedhe... Weh, apalagi klo itu dana hasil pinjem... wadduuhh... gawad tuh... Yang begini ini nih, yang bikin orang jadi antipati begitu denger kata "forex". Soalnya, yang namanya berita negatif emang lebih gampang kesebar ketimbang berita positif... Ndak tau kenapa, orang lebih seneng ngomongin hal-hal negatif tentang orang lain daripada hal positif. Jadi, klo ada hal negatif tentang forex, wah, langsung deh... nyebarnya cuepet banged :D Jadi ndak heran klo ada orang yang bilang: forex? judi tuuhhh... modal bisa amblas dalam sekejap...

Iya sih, forex emang bukan jalan pintas menjadi kaya. Lah, emang ada jalan pintas kayak githu? :D Yang menjadi concern gw, seharusnya sebelum kita melakukan sesuatu, kita harus tau betul segala resiko atas tindakan kita. Apalagi ini menyangkut masalah investasi... Logikanya, kita mesti melakukan studi kelayakan sebelum memutuskan untuk melakukannya, iya kan?

Emang sih, hak masing-masing trader untuk menentukan, kapan akan mulai melakukan deposit... Cuma, menurut gw, ada baiknya sebelum melakukannya, cobalah review dulu, apakah kemampuan analisis kita udah mumpuni... Liat dulu deh, performance report kita... Klo keliatan masi amburadul, ya... tahan dulu napsu untuk deposit :D Mending belajar, coba, dan belajar, coba lagi... Kan udah disediain uang virtual tuh... buat belajar...

So, jangan bosan belajar ya... dan jangan keburu napsu buat deposit, daripada ntar jadi kapok... :D

Tuesday 23 February 2010

Positive thinking, positive attitude...

Gw suka heran klo pas ketemu ato liat temen trader yang berbahasa kasar dan negatif di chat room, kok bisa ya, ada orang yang sekasar dan senegatif itu...

Buat sebagian orang, mungkin, chat room emang bisa dijadiian pelampiasan, entah itu kekesalan, kekecewaan ataupun kepuasan. Ndak heran klo kata-kata semacem: uasseemm, sialan,-dan kata-kata lain yang gw ndak tega nulisnya disini- bertebaran di room. Masi mending klo yang jadi sasaran makian cuma pair. Ya lah..., yang gini sih gw anggap buat seru-seruan ajah... :D Tapi gw mulai merasa terganggu klo yang dikata-katain itu temen sesama trader... Bukan kenapa-kenapa, soalnya klo gw sih, klo emang mood lagi negatif, gw mending diem, alias ndak masuk room, daripada mengumbar kata-kata negatif, apalagi kasar...

Mungkin ada yang heran, kenapa gw tiba-tiba cerewet bahas hal kayak gini ya... xixixix... yah... kebetulan aja pas keinget :D Lagian klo meurut gw, masalah adab dan sopan santun berkomunikasi itu bukan masalah yang sepele. Bukannya apa yang kita ucapkan ato tulis,-apalagi di tempat umum, termasuk chat room- itu mencerminkan kepribadian kita?

Okeylah... di chat room mungkin kita ngerasa bebas, karena kita bisa pikir toh ndak keliatan tampang ataupun bahkan nama asli kita :D Tapi gimanapun menurut gw, tetep aja id atau username itu adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya...

Lagi pula, gw percaya klo hal yang negatif itu akan menarik hal negatif. Demikian sebaliknya, hal positif akan menarik hal positif... So, apa salahnya kita berpikir dan bertingkah laku positif di mana saja, termasuk di chat room. Gw setuju banged tuh, ama nasehat pak anard: trade wisely, chat nicely...

Monday 15 February 2010

Sementara, kembali ke virtual dulu... :D

Terimakasih banyak buat temen-temen dan para master yang udah bersedia kasih comment di post terdahulu. Semua inputan dan saran menjadi bahan pertimbangan buat gw untuk mereview apakah aktifitas gw di dunia trading forex ini akan terus berlanjut...

Sementara ini, gw kembali ke virtual dulu deh... :D
Mudah-mudahan ini bisa jadi jalan tengah. Harapannya, gw ndak melakukan hal-hal yang belum gw yakini 100%, tapi masi bisa terus belajar.

Terus terang untuk langsung meninggalkan dunia trading forex ini, kerasa syusyah banged :D Soalnya, gw ngerasa udah menemukan passion gw di sini. Jangankan dapet profit, wong sekedar liat chart, liat proses tarik-menarik buy-sell, liat gimana candlestick terbentuk... githu aja udah seneng kok... :D Walah, kok malah jadi curhat nih... :">

Ya githu deh... :D

Oya, minggu ini genap setahun gw di Marketiva [dan belajar trading forex]. Ada banyak yang udah gw dapet. Bukan masalah materi loh..., tapi lebih pada pengalaman baru, ilmu-ilmu baru, kebiasaan baru [jadi burung hantu, maksudnya :D] dan temen-temen baru -yang meskipun pernah ketemu aja kaga- tapi dah kerasa kayak temen senasib-seperjuangan :D

Sekali lagi gw ucapkan terimakasih untuk para master dan temen-temen di Marketiva, hanya karena rasa kebersamaan inilah yang bikin gw kerasa betah dan tetep semangat untuk terus belajar...

Semoga tetap survive dan semakin sukses :-)

Wednesday 27 January 2010

Hukum Syari'ah Transaksi Valas

Muup sebelumnya, klo posting kali ini rada serius... :-) Soalnya beberapa hari ini gw emang lagi nyari dasar hukum (syari'ah) yang berkaitan dengan transaksi valas. Ndak tau kenapa, tiba2 aja gw jadi pengen tau, gimana sih pandangan secara syar'i mengenai kegiatan yang jadi hobi gw ini. Lagi keluar nyadarnya kale, ya... qqq maklum, selama ini pengsan... :D

Nah, setelah gw coba cari dan nanya sana-sini, hasil yang gw peroleh kurang lebih seperti berikut:

Pada prinsip syariahnya, perdagangan valuta asing dapat dianalogikan dan dikategorikan dengan pertukaran antara emas dan perak atau dikenal dalam terminologi fiqih dengan istilah (sharf) yang disepakati para ulama tentang keabsahannya. (Ibnul Mundzir dalam Al-Ijma’:58).

Emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh ditukarkan dengan sejenisnya misalnya Rupiah kepada Rupiah (IDR) atau US Dolar (USD) kepada Dolar kecuali sama jumlahnya (contohnya; pecahan kecil ditukarkan pecahan besar asalkan jumlah nominalnya sama). Hal itu karena dapat menimbulkan Riba Fadhl seperti yang dimaksud dalam larangan hadits di atas. Namun bila berbeda jenisnya, seperti Rupiah kepada Dolar atau sebaliknya maka dapat ditukarkan (exchange) sesuai dengan market rate (harga pasar) dengan catatan harus efektif kontan/spot (taqabudh fi’li) atau yang dikategorikan spot (taqabudh hukmi) menurut kelaziman pasar yang berlaku sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Qudamah (Al-Mughni, vol 4) tentang kriteria ‘tunai’ atau ‘kontan’ dalam jual beli yang dikembalikan kepada kelaziman pasar yang berlaku meskipun hal itu melewati beberapa jam penyelesaian (settelment-nya) karena proses teknis transaksi. Harga atas pertukaran itu dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli atau harga pasar (market rate).

Nabi bersabda: “Perjualbelikanlah emas dengan perak semau kalian asalkan secara kontan” dan dalam hadits Ibnu Umar Rasulullah memberikan penjelasan bahwa ketentuan kontan tersebut fleksibel selama dalam toleransi waktu yang lazim, tidak menimbulkan persoalan dan tetap dalam harga yang sama pada hari transaksi (bisi’ri yaumiha).

Dalam praktiknya, untuk menghindari penyimpangan syariah, maka kegiatan transaksi dan perdagangan valuta asing (valas) harus terbebas dari unsur riba, maysir(spekulasi gambling) dan gharar (ketidak jelasan, manipulasi dan penipuan). Oleh karena itu jual beli maupun bisnis valas harus dilakukan dalam secara kontan (spot) atau kategori kontan.

Motif pertukaran itupun tidak boleh untuk spekulasi yang dapat menjurus kepada judi/gambling (maysir) melainkan untuk membiayai transaksi-transaksi yang dilakukan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah guna memenuhi kebutuhan konsumsi, investasi, ekspor-impor atau komersial baik barang maupun jasa (transaction motive).

Disamping itu perlu dihindari jual-beli valas secara bersyarat dimana pihak penjual mensyaratakan kepada pembeli harus mau menjual kembali kepadanya pada periode tertentu dimasa mendatang, serta tidak diperkenankan menjual lagi barang yang belum diterima secara definitif (Bai’ Fudhuli) sebagaimana hal itu dilarang dalam hadits riwayat imam Bukhari.

Ketentuan umum tentang seputar kegiatan transaksi jual-beli valuta asing berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Sharf pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).
d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.

Adapun ketentuan mengenai hukum Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing, dijelaskan dalam fatwa tersebut sebagai berikut:

1. Transaksi Spot,
yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.
2. Transaksi Forward,
yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang diguna-kan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).
3. Transaksi Swap,
yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasi-kan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maysir (spekulasi).
4. Transaksi Option,
yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maysir (spekulasi).

Nah, itu tentang ketentuan-ketentuannya. Sekarang, pertanyaan gw selanjutnya adalah: apakah transaksi yang biasa kita lakukan memenuhi kriteria transaksi yang halal?

Untuk itu gw sekali lagi nanya sana-sini (maklum, gw sendiri kurang paham tentang macem-macem kriteria transaksi valas...) dan, hasilnya, sementara ini dapat diambil kesimpulan bahwa transaksi yang berlaku di Marketiva adalah transaksi jenis pertama (transaksi spot), yang masuk kategori halal.

Sampai di sini terus terang gw masih belum yakin juga, sebab yang masih menjadi ganjalan adalah point-point tujuan transaksi yang kita lakukan. Seperti disebutkan di atas, transaksi yang dilakukan haruslah dengan motif kebutuhan atau simpanan, bukan untuk spekulasi. Di point ini gw masih ragu, apakah yang kita lakukan ini bukan termasuk motif spekulasi?

Di sini gw minta opini dari temen-temen semua. Jadi khusus untuk post kali ini, gw buka option comment-nya. Please, leave comment deh... Bantu gw identify, apakah tujuan transaksi kita itu spekulasi atau bukan? Makasih banged sebelumnya :-)

-------

do'oh... muup banged nih... option comment kemaren rada kacau, jadi ndak muncul... :-( nah. sekarang dah muncul nih...
mohon comment-nya ya... makasih banged sekali lagi...

Monday 25 January 2010

Master vs Nubi

Apa bedanya master ama nubi? Ini topik yang pernah jadi diskusi panas di room beberapa hari yang lalu :D

Ada temen yang berpendapat bahwa sebenernya ndak ada beda antara master dan nubi. Menurut pendapatnya, biar master sekelas apapun, peluang profit untuk setiap posisi tetap sama 50:50. Mo pake analisis secanggih apapun, pada akhirnya semua akan ditentukan oleh nasib dan market. Jadi ndak ada bedanya dengan nubi yang melakukan open position tanpa analisis, cuma klik, dan berdo'a... Klo nasib lagi mujur ya ijo, klo lagi sial ya merah... :D

Apa bener githu? Weh... terus terang, klo githu kenyataannya, gw rada tersinggung juga nih... Bukan berarti gw ngerasa master dan beda dengan nubi loh... Cuman, mosok sih "pengorbanan" gw selama ini dalam rangka belajar dan memahami segala sesuatu tentang forex trading ini ndak ada gunanya?

Untung ada temen yang berpendapat lain. Gini, okelah peluang profit sama 50:50, tapi ada beda di "tingkat keyakinan". Boleh gw ambil kesimpulan, peluang sama 50:50, tapi mengambil posisi tanpa analisis keyakinannya mungkin berkisar 50%. Klo dengan analisis abal-abal? ya... mungkin berkisar antara 60%lah... xixixix Nah, klo dengan analisis matang? bisa jadi meningkat jadi 95%.

Hmm... sampai di sini gw jadi rada lega... Ooo... brarti ada gunanya juga ya, gw dibela-belain begadangan buat belajar... :D Walah... bisa jadi ini hanya menghibur diri :D Yah, setidaknya dengan dasar analisis yang "dapat dipertanggungjawabkan", gw ndak terlalu nyesel klo ternyata dapet pips merah juga :D

Yang jelas sih klo gw yang ditanya: apa bedanya master ama nubi? Gw jawab: ya jelas bedalah... wong huruf depannya aja beda, satunya "m", yang satunya "n" =))
Get the ultimate ipad help from iPhone Help Zone.