Ada yang bilang trading tanpa stop loss ibarat naik sepeda tanpa rem, berhentinya klo nabrak pager ato nyemplung selokan! Iya sih, nabrak pager, nyemplung selokan ato pake rem emang hasilnya sama: berhenti. Lah, tapi kan nabrak pager ato nyemplung selokan punya akibat lain: babak belur! :)) Apa iya, kita mau babak belur dengan suka rela? mendingan berhenti dengan aman kan?
Nah, karena itu gw prihatin, kenapa banyak temen-temen newbies yang kayaknya anti banget sama fasilitas yang satu ini: Stop Loss. Emang sih, gw juga pernah [dulu malah sering :)] dapet pengalaman menyebalkan dengan SL ini. Sering order udah keburu nyentuh SL, padahal setelah itu harga berbalik arah sesuai yang diperkirakan, bahkan akhirnya nyentuh target. Guys, i know what u feel, emang rasanya sebeeel... banget! Tapi apa terus kita jadi anti SL? Tunggu dulu. Jangan keburu nyalahin SL-nya, wong do'i nggak salah apa-apa koq :)
SL itu [katanya] gunanya untuk "membatasi" kerugian, bukan "mempercepat" kita rugi. Nggak lucu kan, kalo kita misalnya kejar target 100 pips dengan mempertaruhkan seluruh account? Jujur aja, itu nggak rasional. Mosok kita lebih berani rugi dari pada berani untung? Weh, yang bener aja :))
Trading tanpa SL memang menggoda [terutama buat newbies :)], "seakan-akan" kita nggak pernah salah posisi, karena kadang-kadang setelah minus sampe banyak pips ternyata kemudian harga kembali berbalik, dan akhirnya order bisa di close dalam posisi positif. Tapi, dear friends :), klo gw boleh kasih saran, jangan terus semata-mata mengandalkan "nasib baik" kayak githu... Ada kalanya harga nggak berbalik lagi [dalam cakupan kekuatan margin kita], sehingga bisa diibaratkan: tidak selamanya malam [loss] berganti pagi [profit], kadang-kadang yang terbit bukannya matahari tapi Margin Call.
Nah, mendingan mana: kita cepet tau posisi kita salah, trus bisa cepet-cepet dibenerin, atau gara-gara satu kali salah posisi account kita tamat?
Saran gw sih, kalo emang kita sering dapet pengalaman buruk dengan SL, coba deh di review, mungkin kita yang salah prediksi, ato kurang tepat dalam menentukan titik stop lossnya.
Kalo salah prediksi? ya mau nggak mau harus belajar lagi... :) yee... jangan males dulu doong... :)) Nah, klo masalahnya ada di penentuan titik stop loss, coba deh dicermati lagi. Penentuan SL bisa dengan macem-macem cara dan tergantung dari macem-macem faktor, misalnya: kesediaan kita untuk rugi, kekuatan margin kita, swing dari pair yang diperdagangkan, de el el. Indikator yang dipake? Itu sih suke-suke ajah... :) Tergantung pemahaman masing-masing. Gw sih biasanya pake titik parasar atau fibo[wisonacci, wisopivot] untuk menentukan SL.
Masih juga belum "sreg" dengan SL yang "kaku"? Bisa aja coba pake cara hedging. Intinya, kuncilah kerugian maksimum, jangan biarkan satu posisi salah bikin account kita amblas...
Kuncinya emang harus sabar dan telaten. Learn, try, and feel it... Akhirnya [mudah-mudahan] akan ketemu gimana cara trading yang enak :)
Antara Suka, Sayang dan Cinta
13 years ago
2 comments:
mungkin saja yang salah ialah bukan penempatan stop loss dalam trading forex ini, karena memang sebenarnya cukup mudah juga menghitungnya, namun peranan mental juga sangat menentukan , oleh karena itu dalam menempatkan sl di octafx diupayakan tidak dengan keserakahan pula biar tetap aman
Unichange.me menawarkan kesempatan unik untuk membiayai akun FasaPay IDR Anda melalui Bitcoin
Kami memberikan penawaran harga dan biaya terbaik di pasar untuk mendanai akun FasaPay IDR Anda dalam waktu singkat.
Kami jamin Anda akan senang melakukan exchange dengan kami!
ikuti tautan ini
Post a Comment